Universitas Sumatera Utara Mengembangkan Desa Wisata Astacita: Transformasi Desa Kutagugung Menjadi Destinasi Wisata Modern dan Berkelanjutan
Tayang: Minggu, 29 September 2025 18:05 WIB Baca tanpa iklan
Latar Belakang dan Signifikansi Proyek
Desa Kutagugung, yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memiliki potensi alam dan budaya yang sangat kaya. Namun, sebelum 2025, desa ini belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan dan pengembangan masyarakat. Melihat hal tersebut, Universitas Sumatera Utara (USU) melalui program pengabdian kepada masyarakat, mengambil inisiatif untuk membangun desa wisata yang modern namun tetap menjaga kearifan lokal.
Program ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi juga strategi pembangunan berkelanjutan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelestarian budaya, dan menjaga lingkungan alam desa.
Tujuan Pembangunan Desa Wisata Astacita
Pembangunan Desa Wisata Astacita memiliki beberapa tujuan strategis:
a.Meningkatkan Ekonomi Lokal
Dengan pengembangan desa wisata, masyarakat lokal diberikan peluang untuk memperoleh penghasilan melalui sektor pariwisata, termasuk homestay, kuliner khas, dan kerajinan tangan.
b.Memberdayakan Masyarakat Desa
USU menyediakan pendampingan dan pelatihan agar masyarakat dapat mengelola destinasi wisata secara profesional, mulai dari manajemen wisata, pelayanan tamu, hingga promosi digital.
c.Melestarikan Budaya dan Lingkungan
Proyek ini menekankan pentingnya konservasi alam dan budaya. Wisatawan diperkenalkan dengan tradisi lokal, kesenian, dan kehidupan sehari-hari masyarakat, sehingga budaya tetap hidup dan lingkungan tetap terjaga.
d.Menjadi Model Desa Wisata Percontohan
Astacita diharapkan menjadi desa wisata percontohan yang bisa dijadikan referensi pengembangan desa lain di Sumatera Utara maupun seluruh Indonesia.
Tahapan Pembangunan dan Implementasi
USU menerapkan strategi pembangunan yang sistematis dan berkelanjutan. Tahapan-tahapan yang dilakukan meliputi:
1.Survei dan Identifikasi Potensi Desa
Tim USU melakukan pemetaan mendalam terhadap aset desa, termasuk lanskap alam, atraksi budaya, serta sumber daya lokal yang bisa dijadikan daya tarik wisata.
2.Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat setempat diberikan pelatihan praktis, seperti:
• Manajemen homestay dan layanan tamu profesional.
• Pembuatan kerajinan tangan khas Karo.
• Kuliner tradisional untuk wisatawan.
• Pelatihan pemandu wisata dan komunikasi publik.
Pembangunan Infrastruktur Wisata
Beberapa fasilitas fisik dibangun untuk mendukung kenyamanan wisatawan, termasuk:
• Jalur trekking dan jalur alam.
• Homestay dan penginapan berbasis komunitas.
• Pusat informasi wisata dan ruang pamer budaya lokal.
• Fasilitas kebersihan dan keamanan yang memadai.
Branding dan Promosi
Desa ini dinamai Astacita, dan dilakukan promosi melalui berbagai media, baik digital maupun tradisional. Kegiatan promosi juga melibatkan mahasiswa USU agar lebih kreatif dan sesuai dengan tren pariwisata modern.
Manfaat dan Dampak Pembangunan Desa Wisata Astacita
Pembangunan desa wisata ini memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar:
Dampak Ekonomi
Masyarakat desa kini memiliki sumber penghasilan tambahan melalui homestay, kuliner, dan kerajinan tangan yang dijual kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dampak Sosial dan Pendidikan
Pelatihan yang diberikan USU meningkatkan keterampilan masyarakat, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan manajemen yang profesional.
Dampak Budaya dan Lingkungan
Tradisi lokal dan kesenian terus dipertahankan karena menjadi daya tarik utama wisatawan, sedangkan lingkungan tetap dilindungi melalui praktik wisata berkelanjutan.
Dampak Akademik
USU menjadikan desa wisata ini sebagai lokasi penelitian dan pengembangan bagi mahasiswa dan dosen, sehingga pengetahuan akademik dapat diaplikasikan langsung untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kesimpulan dan Prospek Masa Depan
Desa Wisata Astacita adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara universitas dan masyarakat lokal dapat menghasilkan transformasi yang inovatif, berkelanjutan, dan produktif. Dengan dukungan akademik, promosi kreatif, dan pemberdayaan masyarakat, desa ini bukan hanya menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi juga model pembangunan desa yang bisa direplikasi di wilayah lain.
