Login / Daftar
Update berita terbaru kini beralih ke beritaserbaada.web.id – Informasi cepat, akurat, dan terpercaya setiap hari
00:00:00

23 Siswi SD Jadi Korban Guru Cabul di Labuhanbatu Selatan

Table of Contents
Penulis: Revandy, Jurnalis Muda
Editor: beritaserbaada.my.id

Keterangan foto: Ilustrasi ini memperlihatkan tangan pelaku, yang dikenakan borgol plastik, sebagai simbol penahan oleh aparat kepolisian terkait kasus pencabulan 23 siswi SD di Labuhanbatu Selatan.


BERITASERBAADA.MY.ID- Kasus pencabulan yang menimpa 23 siswi di sebuah sekolah dasar di Labuhanbatu Selatan terungkap pada awal September 2025. Pelaku, seorang guru olahraga berinisial *RSP* berusia38 tahun, menjadi sorotan utama dalam kasus yang mengguncang dunia pendidikan ini. Peristiwa memilukan ini pertama kali diketahui setelah orang tua siswa menyadari perubahan perilaku mencurigakan pada anak-anak mereka yang mulai menunjukkan ketakutan dan penurunan prestasi belajar.

Investigasi berlatar belakang laporan dari para orang tua tersebut memperlihatkan adanya dugaan tindakan tidak senonoh yang dilakukan oleh *RSP*. Pelaku diduga memanfaatkan posisi dan kepercayaannya sebagai pendidik untuk melakukan aksi bejat ini selama beberapa bulan, yang tersembunyi dari pengawasan pihak sekolah.

Pihak kepolisian Labuhanbatu Selatan dengan cepat melakukan langkah penahanan terhadap guru tersebut setelah bukti dan keterangan saksi dari para korban menguatkan dugaan pelanggaran berat ini. Pemeriksaan psikologis juga diterapkan untuk mendukung proses hukum sekaligus memberikan pendampingan trauma kepada korban agar mereka dapat pulih secara emosional.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan media karena sekaligus memantik perdebatan serius tentang keamanan dan pengawasan lingkungan sekolah, khususnya dalam melindungi anak dari tindakan kriminal di ruang yang seharusnya aman. Banyak pihak menuntut evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan guru dan prosedur pengaduan di lembaga pendidikan.

Sekolah terkait kini dalam tekanan besar dari masyarakat dan para orang tua untuk bertanggung jawab dan menerapkan langkah preventif agar kasus serupa tidak terulang. Pemerintah daerah juga dijanjikan akan menerapkan regulasi lebih ketat agar ada mekanisme pemantauan yang lebih kuat bagi tenaga pengajar.

Hingga kini, proses hukum masih berlangsung dan pelaku menghadapi ancaman hukuman berat akibat kejahatan yang dilakukannya. Sementara itu, para korban menerima dukungan psikologis dan sosial guna membantu mereka melewati trauma dan kembali bersekolah dengan rasa aman yang sempat hilang.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak bahwa perlindungan anak harus menjadi prioritas utama, terutama di lingkungan pendidikan, dan menegaskan perlunya pengawasan maksimal agar ruang belajar tidak berubah menjadi ajang kekerasan.



Post a Comment

Nonton Film Bioskop BK 21 Disini