Longsor Besar Cilacap: Hujan Deras Picu Bencana di Lereng Jawa Tengah
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Cilacap selama beberapa hari memicu terjadinya longsor besar pada 13–14 November 2025. Material tanah dan batu dari lereng yang jenuh air meluncur deras, menimpa permukiman warga di beberapa desa yang berada di kawasan perbukitan. Kejadian ini terjadi secara tiba-tiba pada malam hari, membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri.
Sedikitnya dua hingga tiga korban dilaporkan meninggal dunia dalam beberapa jam pertama setelah bencana. Selain itu, lebih dari 20 warga dinyatakan hilang karena tertimbun material longsoran yang tebal dan menyulitkan proses pencarian. Pemerintah daerah mencatat puluhan keluarga terdampak, baik yang rumahnya rusak maupun yang harus mengungsi.
Tim penyelamat gabungan dari BASARNAS, BPBD, TNI, Polri, serta relawan segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Mereka menggunakan alat berat, namun pada beberapa titik hanya dapat bekerja dengan alat manual karena medan terlalu sempit dan licin. Upaya penyelamatan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari longsoran susulan yang dapat mengancam keamanan petugas.
Kondisi cuaca menjadi tantangan besar dalam operasi ini. Hujan yang belum mereda membuat tanah di area kejadian semakin tidak stabil. Akses jalan menuju lokasi pun terputus di beberapa titik, sehingga logistik dan peralatan harus dibawa secara bertahap. Kesulitan ini memperlambat upaya pencarian dalam “golden hour” atau waktu kritis menemukan korban selamat.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, termasuk longsor. Wilayah Jawa Tengah dikenal memiliki banyak daerah rawan longsor, terutama di kawasan lereng dan perbukitan yang penduduknya masih padat. Hujan berkepanjangan menyebabkan lereng menjadi jenuh air sehingga lebih mudah runtuh.
Pemerintah daerah menghimbau warga di zona rawan untuk segera mengungsi sementara waktu sembari pemantauan kondisi lereng dilakukan. Penetapan status darurat pun diberlakukan, dan bantuan logistik untuk para pengungsi mulai disalurkan. Selain itu, sejumlah relawan lokal turut membantu pembuatan dapur umum serta posko sementara bagi warga terdampak.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya penataan ruang yang lebih baik di daerah rawan longsor. Vegetasi lereng perlu dijaga, sistem drainase harus diperbaiki, dan pembangunan permukiman harus memperhitungkan risiko bencana. Pemerintah dan masyarakat diharapkan semakin waspada menghadapi intensitas hujan tinggi yang diprediksi terus berlangsung dalam beberapa bulan mendatang.
