Kebakaran Maut di Kantor Terra Drone Indonesia, 22 Orang Tewas dan Investigasi Diperluas

Table of Contents

 

Kebakaran Maut di Kantor Terra Drone Indonesia, 22 Orang Tewas dan Investigasi Diperluas



Kebakaran hebat yang menimpa kantor Terra Drone Indonesia di Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi salah satu insiden paling tragis yang terjadi pada akhir tahun ini. Sedikitnya 22 orang dinyatakan tewas, termasuk beberapa karyawan yang bekerja di ruang administrasi serta seorang wanita hamil yang tidak sempat menyelamatkan diri. Peristiwa ini terjadi saat jam kerja masih berlangsung, sehingga banyak pegawai berada di dalam gedung ketika api mulai muncul dan menyebar dalam hitungan menit.


Berdasarkan informasi awal yang dikumpulkan dari saksi mata dan laporan petugas, sumber api diduga berasal dari ledakan baterai drone di lantai dasar gedung. Ledakan tersebut memicu percikan besar yang langsung menyambar benda-benda mudah terbakar di sekitarnya, termasuk beberapa kotak penyimpanan peralatan elektronik. Material yang mudah terbakar dan tata ruang yang tertutup membuat api cepat membesar sebelum karyawan atau petugas keamanan sempat melakukan upaya pemadaman awal.


Kobaran api yang muncul di lantai dasar segera bergerak naik melalui celah ruangan dan saluran ventilasi, membuat lantai-lantai atas dalam waktu singkat dipenuhi asap pekat. Banyak pekerja terjebak karena asap dengan cepat menghalangi pandangan dan mengurangi kadar oksigen di udara. Beberapa korban yang ditemukan petugas diduga pingsan akibat kekurangan oksigen, sementara yang lain tidak sempat menemukan jalur evakuasi karena situasi yang sudah terlalu gelap dan panas.


Petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi segera berupaya menjinakkan api, namun mereka menghadapi tantangan besar karena titik api berada di area penyimpanan yang sempit dan sulit dijangkau. Ledakan awal juga menyebabkan kerusakan struktural pada beberapa bagian ruangan, membuat proses penanganan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Selain itu, banyaknya perangkat elektronik dan bahan mudah terbakar membuat api semakin intens dan memerlukan waktu lebih lama untuk dipadamkan sepenuhnya.


Setelah api berhasil dikendalikan, tim forensik dan penyidik langsung bergerak melakukan pemeriksaan menyeluruh di area yang dianggap sebagai pusat ledakan. Mereka mengumpulkan potongan baterai yang tersisa, memeriksa kondisi instalasi listrik, dan menelusuri apakah ada pelanggaran prosedur penyimpanan. Pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui apakah sistem alarm kebakaran berfungsi dengan baik atau terjadi kelalaian yang dapat memperburuk dampak kebakaran ini.


Manajemen Terra Drone Indonesia dalam pernyataannya menyampaikan duka mendalam serta komitmen untuk membantu keluarga korban dalam proses identifikasi dan penanganan pascakejadian. Perusahaan juga menegaskan akan bekerja sama penuh dengan aparat penegak hukum serta melakukan audit internal terhadap seluruh prosedur keselamatan, termasuk aturan penyimpanan baterai lithium yang dikenal memiliki risiko kebakaran jika tidak ditangani dengan benar.


Tragedi ini menimbulkan keprihatinan luas mengenai standar keamanan di gedung perkantoran, terutama bagi perusahaan yang menyimpan banyak perangkat elektronik berdaya tinggi. Pemerintah daerah disebut akan melakukan evaluasi tambahan terhadap kesiapan gedung-gedung serupa, mulai dari jalur evakuasi, detektor asap, hingga tata cara penyimpanan bahan berisiko tinggi. Peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa sistem keselamatan gedung harus diprioritaskan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.


Post a Comment